Industri Raksasa Dunia Semakin Merespon Internet of Things(Iot), Industri Indonesia Bagaimana?
Internet of Things (IoT) terus melanjutkan trend kenaikan.
Industri-industri raksasa dunia bersaing untuk mendapatkan posisi agar bisa
menikmati kue yang bernilai tinggi ini
di masa depan.
30 milliar Benda Akan Terhubung Dengan IoT |
Bayangkan sekitar 30 miliar benda akan terhubung di masa
depan. Internet of Things akan mempermudah kehidupan umat manusia. Indonesia ada dimana?
Berikut berita terkait langkah-langka beberapa industri raksasa
dunia untuk bersiap menghadapi ledakan Internet Of Things ( IoT ) dalam
minggu-minggu ini ( sumber Forbes ):
- 20 September: 20 miliar dollar ditargetkan oleh Dialog Semiconductor pada pasar IoT, mobile power dan automotive di tahun 2019. Untuk maksud itu, perusahaan ini mengakuisisi Atmel Corporation sebesar 4,6 millar dollar
- 18 September: Orange sedang membangun Low Power Wide Area ( LPWA ) Network dengan coverage di seluruh Perancis. Untuk mewujudkan diri sebagai operator Internet of Things nomor satu di Negara tersebut.
- 7 September: Alcatel-Lucent mengumumkan akuisisi Mformation. Tujuannya adalah untuk menyediakan layanan kepada servis provider maupun enterprise terkait aplikasi keamanan IoT yang bisa digunakan pada berbagai indusri.
- 16 September: HCL Technologies akan bergabung dengan IBM Internet of Things untuk membangu pusat inkubasi di Noida, India.
- 15 September: Salesforce memberitahu bahwa IoT Cloud mereka akan segera masuk market Internet Of Things.
- 14 September: General Electric (GE) memperkenalkan bisnis baru yang diberi nama GE Digital. Untuk memenangkan Internet of Things di dunia Industri.
- 14 September: IBM membentuk bisnis baru yang bertujuan untuk menaklukkan market IoT.
Apa artinya jika perusahaan-perusahaan multinasional ini
berebut untuk apa yang dinamakan dengan Internet of Things ini?
Sederhana, pasar ini akan bernilai trilun-triliun dan
triliun rupiah. Lalu bagaimana dengan industri teknologi di Indonesia? Apakah
ada yang akan berperan sebagai ‘penggerak’?
Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa untuk menjadi
penggerak atau bermain di bagian hulu industri Internet of Things ini harus
disupport oleh teknologi – teknologi penunjang. Untuk melakukan terobosan atau
inovasi baik modal teknologi penunjang harus ada.
Pelaku industri teknologi di Indonesia sepertinya akan
menikmati market ini sebagai sistem integrator. Dengan demikian porsi
kue lebih besar tetap akan di nikmati oleh perusahaan-perusahaan besar asing.
Karena inovasi merekalah yang menemukan.
Namun walaupun demikian, setidaknya yang harus diantisipasi
bagi pelaku industri teknologi di Indonesia adalah bahwa ledakan Internet of
Thing akan berpengaruh besar pada operasi bisnis mereka.
Industri smart-sensor akan memankan perananan dan setiap industri
teknologi harus aware terhadap hal ini.
Ini tidak dapat dielakkan karena 30 miliar benda yang akan terhubung
oleh IoT dimasa depan tersebut sebagian besar akan membutuhkan smart-sensor.
Internet of Thing dengan big data, smart-sensor, Aplikasi,
dan konektifitas tetaplah sebagai tools. Peluang industri Indonesia di bidang Internet
of Things adalah merangkai tools tersebut sehingga bernilai dan men delivernya
kepada end user.
Inovasi-inovasi besar masih milih pihak-pihak berduit dan
menguasai teknologi.
0 comments:
Posting Komentar